Hikayat Cendawan Putih

Sebermula maka tersebutlah perkataan Raden Kesuma Ningrat selama ia di dalam hutan dengan bondanya itu, maka tuan puteri pun fikir dengan tangisnya terkenangkan kepada bahagian tinggal dihutan itu. Jikalau demikian aku duduk pada tempat ini jika ada orang bertitah sela kepada akun nescaya matilah aku dibunuhnya, jikalau demikian baikalah aku lari pada tempat ini. Maka tuan puteri pun berjalanlah dua beranak. Kira-kira ada dua puluh hari dan dua puluh malam perjalanan jauhnya maka ia pun bertemu dengan seekor gajah putih bergadingkan emas. Maka kata gajah itu, “Ya tuanku puteri indera maya, hendak kemana tuan hamba ini?” maka sahut tuan puteri, “hai gajah putih, aku ini mencari tempat diam yang patut,” Maka kata gajah putih,”Jikalau demikian naiklah tuanku di belakang hamba, boleh hantarkan ke padang Telaga Naga.
Setelah itu maka naiklah tuan puteri ke atas belakang gajah putih itu, lalu berjalan. Tiada berapa lamanya di jalan maka ia pun sampailah di atas gunung Padang Telaga Naga. Maka kata gajah putih “disinilah tuanku tempat yang patut” . Maka kata tuan puteri,”Baiklah gajah putih.”Maka tuan puteri pun turunlah dari atas gajah putih itu. Maka duduklah tuan puteri diatas batu putih itu, terlalu permailah rupanya dan dinaungi oleh pohon naga sari sedang berkembang serta dengan rompak daunnya seperti paying rama-rama kuning dilihat orang, maka gunung itu pun bercahaya-cahaya seperti cahaya bulan rupanya. Setelah ada berapa lamanya tuan puteri diam diatas gunung itu maka raden kesuma ningrat hendak menyusu maka susu tuan puteri pun tiada keluar airnya. Maka tuan puteri pun menangis melihat anaknya menangis hendak menyusu itu seraya katanya, “ Apalah daya bonda kerana anakku sudah empat puluh hari dan empat puluh malam tiada minum, dimanakan ada air susu bonda”.
Maka Raden Kesuma Ningrat pun menangis terguling-guling di atas batu putih itu. Maka dengan ditakdirkan Allah s.w.t maka keluarlah air dari dalam batu itu seperti meleleh dan sungai rupanya. Maka tuan puteri pun khairanlah kebesaran tuhan seru sekalian alam atas hambanya, maka diminum air itu sepuas-puas hatinya. Setelah di minumnya maka Raden Kesuma Ningrat pun diberinya air susu oleh bondanya, maka dengan ditakdirkan oleh Allah s.w.t , maka Raden Kesuma Ningrat pun besarlah . Maka ia pun bermain-main di dalam hutan gunung itu, sehari-hari bermain panah, pergi mencari kijang dan menjangan. Demikianlah pekerjaan Raden Kesuma Ningrat di dalam hutan itu ada berapa lamanya.

0 comments:

Post a Comment